aku ingin aku ataupun kau tetap pada kejujuran

 

    Ya, hai teman. Kali ini aku hanya ingin mengingatkan kembali. Aku sudah pernah mengatakannya. Aku hanya ingin mengingatkan kalian lagi, mengingatkan diriku juga tentunya.

     Ya sekarang aku berada di lingkungan ya berbeda. Jujur, aku merasa asing. Merasa semua ini tak nyata. Bukan. Aku bukan sok baik, tidak. Aku hanya merasa aneh. Aku dibesarkan di lingkungan yang tak biasa dengan dusta. Aku dilahirkan di lingkungan yang biasa memulai dr awal. Aku tumbuh dilingkungan yang penuh perjuangan. Untuk menjadi seseorang aku terbiasa berusaha. Sama seperti keluargaku. Aku belajar dari mereka. Ya sama. Kau tahu teman, kita memiliki kesamaan. Aku dan kau juga mereka membenci 1 hal yang sama. Aku tak suka dengan para pemilik tahta pemerintah. Mereka yang menduduki singgasana negara. Mereka yang bagai penyedot tanpa muatan. Mereka yang tak ingat apa tugas mereka sebenarnya.

     Aku benci. Kau juga benci mereka bukan. Namun kita tak juga sama. Aku sudah sering mengatakan bahwa kita bukan menuntut nilai. aku sudah tak memakai rok biru lagi. Aku sudah memakai rok abu abu. Aku tak menyangka, bahkan sangat terkejut. Hr ini beda dengan kemarin, beda dengan esok ataupun lusa. Sekarang pun beda. Jujur saja, aku tak selalu mendapat nilai tinggi. Di suatu wktu aku harus mengulang lagi. Negara ini menuntutku untuk lebih mandiri. Aku masih berusaha. Tapi kau tahu aku tak pernah kecewa, berusaha untuk tidak kecewa mungkin. Aku masih belajar dan terus belajar. Aku bukan tak peduli. Aku juga tak malas. Saat ini banyak tekanan, jujur saja. Aku berusaha untuk tak mengeluh. Aku rasa bukan hanya diriku, kau juga. Posisi kita sama.

      Kau tahu kenapa aku tak kecewa. Aku masih bisa berbangga. Ini hasil kerjaku, baiklah ini kurang memuaskan kita coba lagi.

       Ketika guru menjelaskan ilmu yang diberikannya ibarat 1. Dan aku hanya mendapat setengah darinya, ketika aku gagal dan mencoba lagi. Maka aku dapat setengah lainnya. Ya itulah. Aku bangga. Aku masih patut berbangga. Kalian mendapat nilai sempurna namun bukan dari diri kalian sendiri maka ilmu yang kalian dapat ibarat 0. Apa gunanya teman apa gunanya.

     Negara dan dunia kita tak lagi bersih. Bahkan tak pernah bersih. Semua sama, bukan hanya mereka pemilik tahta pemerintah. Kau juga temn kau juga. Takkah kau sadar bahwa kau adalah penerus mereka. Kau tak pantas membeci mereka yang menduduki singgasana itu. Kau seharusnya membenci dirimu sendiri. Berhentilah, bukan untukku. Bukan untuk yng lain. Bukan untuk siapapun selain dirimu. Ya, tanpa kau sadari kau sudah menjadi mereka kecil. Berhentilah teman. Dunia kita tak lagi sanggup hidup tanpa kejujuran. Ia tak lagi bernyawa.



Salam singkat ❤
Hai, sudah lama ya. Kamila sudah lama tak berkutik di blog ini lagi. Jujur aja untuk menulis itu banyak halangan nya. Hehe. Pertama ide gak selalu ada, terkadang ada aja yg mau disampaikan. Udah diomongin panjang lebar. Udah kayak pemberi kritik dan saran yg membangun (?). Tapi gak jelas intinya apa. Yang kedua waktu, kamila udh sma kan nih, gak nyangka bakal sesibuk ini. Udh rindu akut untuk nulis di blog. :(
Yang ketiga dan seterusnya faktor dr diri sendiri :) bisa mager bisa malas bisa benar2 malas gerak. Aposih kam --

Back to the topic. Ya jadi kali ini ceritanya mirip sama pos terdahulu 'yakin kalau yang kau tuntut itu ilmu' gak tau? Baca gih, biar nambahin pemirsa :* jujur aja kamila benar2 kaget pas masuk sma, gak nyangka banget. Itu tadi, segala hal baik dan buruk itu tergantung kepada diri kita. Kamila gak pengen koar koar gak jelas. Tapi mmng kayaknya udh banyak yg gak berjalan sebagaimana seharusnya. Come on gengs, ilmu lebih penting. Kamila masih berusha juga. Berusaha untuk ttp pada pendirian kamila, untuk tdk seperti mereka. Tapi memang sulit, bahkan guru pernah ngomong "kamila kamu gak belajar ya" waktu itu nilai kamila memang rendah, banyak yg dapat nilai tinggi. Banyak banget, tapi itu td. Gak murni. Ada guru yg gak sm sekali peduli. Mau dia nyontek kek open book kek atau apalah. Jadi kadang suka sedih. Tapi jarang kecewa, itu nilaiku kok. Sekecil apapun itu murni milikku. Lebih membanggakan teman. Cuman mau menekankan sekali lagi. Aku memaksa, sangat memaksa.

Terimakasih. Sampai bertemu di pos selanjutnya, semoga :')

Komentar

Postingan Populer