SatuHati Mengabdi MemberiArti

  
     Ketika dengan mudahnya kita mengeluh akan sulitnya materi pelajaran. Masih banyak raga lain yang haus akan materi dan haus akan ilmu. Ketika kita disini malas untuk membaca, mereka disana berjuang mati matian untuk menghilangkan gelar 'buta huruf' yang mereka sandang. Ketika kita bermalas malas untuk melangkahkan kaki menuju rumah kedua. Insan lain disana melewati banyak rintangan dan terus bersemangat walau nyawa menjadi taruhan. Apa pantas? Apa pantas kita mengeluh lagi dan lagi? Apa pantas kita malas untuk mendapatkan hal yang sangat sulit mereka dapatkan? Setidaknya, jika memang tak bisa membantu mereka, bersyukurlah. Bersyukurlah dengan kemudahan yang kau miliki.

     Kali ini kamila ingin menceritakan sekilas mengenai buku 'Salam Cinta dari Sobang' yang ditulis oleh 30 pengajar terpilih Gerakan UI Mengajar Angkatan 2. Pagi ini kamila baru saja membaca beberapa bab. Walau buku ini bukanlah buku ber-genre sedih yang bisa bikin nangis, buku ini bukan juga teenfiction yang lagi marak maraknya, buku ini juga bukan karya penulis terkenal seperti Tere Liye ataupun Asma Nadia. Buku ini hanyalah tulisan singkat dari 30 pengajar UI. 


     Buku ini menceritakan tentang pendidikan indonesia di pelosok negeri. Buku ini menceritakan anak anak yang memiliki tekad yang terbang jauh hingga menggapai taburan bintang. Walau begitu, hari ini, detik ini, saat ini. Buku ini telah berhasil membuat kamila semakin mencintai ilmu. Buku ini bukan hanya fiksi, buku ini kalanya catatan pengalaman hidup dari pengajar pengajar muda (mahasiswa/i). 23 hari mereka habiskan untuk mengajar anak anak di tempat tempat terpencil, di tempat tempat yang ada tapi tak terlihat. Tak butuh waktu yang lama untuk dirimu mencintai dunia pendidikan.

Komentar

Postingan Populer